![]()
SMA INSAN CENDEKIA AL-MUSLIM SIDOARJO
Jl. Raya
Wadung Asri 39 F Sidoarjo, Jawa Timur 61256
|

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
|
Nama Sekolah
|
:
|
Kelas / Semester
|
:
|
Mata Pelajaran
|
:
|
Pertemuan ke -
|
:
|
Alokasi Waktu
|
:
|
SMA INSAN
CENDEKIA AL-MUSLIM SIDOARJO
|
10 / 1
|
Fisika
|
01
|
2 x 45
menit
|
Standar
Kompetensi
A. Menerapkan konsep
besaran fisika dan pengukurannya
Kompetensi Dasar
A.1 Mengukur besaran
fisika (massa, panjang, dan waktu).
Indikator
Pembelajaran
A.1.1
Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan
waktu dengan beberapa jenis alat ukur
A.
Tujuan
Pembelajaran

Kognitif
1.
Siswa
mampu membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan serta memberikan
contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Siswa
mampu membedakan antara besaran ekstensif dan besaran intensif serta memberikan
contohnya dalam kehidupan sehari-hari
3.
Siswa
mampu menyebutkan satuan besaran pokok dan besaran turunan dalam Sistim Internasional
serta menerapkan awalan dan korversi satuan
4.
Siswa
mampu menentukan dimensi suatu besaran, menunjukkan manfaat dimensi dalam
fisika serta menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah.
Psikomotor
-
Afektif
Terlibat
dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi diskusi,
bertanya, dan berpendapat.
B.
Materi
Ajar
1.
Besaran Pokok
Besaran fisika
adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan
angka. Pekerja di laboratorium sering mengukur massa bahan-bahan kimia
yang digunakan dalam percobaan. Massa tergolong besaran fisika karena dapat
diukur.
Selain itu, kita juga mengenal
besaran lain yang bukan merupakan gejala alam. Contohnya: laju pertambahan
penduduk, produksi pertanian, produk kotor nasional (GNP), dan tingkat
kecerdasan anak. Namun, besaran-besaran ini tidak termasuk dalam besaran
fisika, karena tidak dapat dinyatakan dalam satuan tertentu. Besaran fisika
dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok
merupakan besaran yang ditetapkan terlebih dahulu.
Besaran pokok memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Bukan
turunan dari besaran lain,
2. Dapat
menghasilkan atau menurunkan besaran lain
Dalam Konferensi
Umum Timbangan dan Ukuran ke-14 pada tahun 1971, telah ditetapkan tujuh besaran
pokok tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan terdapat dua besaran tambahan,
yaitu sudut datar
dengan
satuan radian (rad)
dan sudut ruang
dengan
satuan steradian (sr).


Tabel 1.1 Tujuh Besaran Pokok
yang diberlakukan secara internasional
No
|
Besaran Pokok
|
Lambang besaran pokok
|
Satuan
|
Singkatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Panjang
Massa
Waktu
Kuat
Arus listrik
Suhu
Intensitas
cahaya
Jumlah
zat
Sudut
datar
Sudut
ruang
|
l
m
t
I
t
Iv
n
![]() ![]() |
meter
kilogram
detik
(sekon)
ampere
kelvin
candela
mol
radian
steradian
|
m
kg
s
A
K
cd
mol
rad
sr
|
2.
Besaran
Turunan
Besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih
besaran pokok. Besaran turunan merupakan kombinasi dari beberapa besaran pokok. Hampir semua
besaran fisika merupakan besaran turunan. Beberapa contoh besaran turunan dapat
dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Contoh Besaran
Turunan
No
|
Besaran Turunan
|
Kombinasi Besaran Pokok
|
Satuan
|
Singkatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Luas
Volum
Gaya
Usaha
Tekanan
Massa jenis
Kecepatan
Daya
Impuls
Momentum
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
meter persegi
meter kubik
newton
joule
pascal
kilogram per
meter kubik
meter per sekon
watt
newton per
sekon
newton sekon
|
m2
m3
N (kg.m.s-2)
J (kg.m2.s-2)
Pa (kg.m-1.s-2)
kg.m-3
m.s-1
W (kg.m2s-3)
Ns-1
(kg.m.s-3)
Ns (kg.m.s-1)
|
3.
Besaran Ekstensif
dan Intensif
Suatu besaran
disebut besaran ekstensif jika besar atau magnitudenya bersifat aditif, yaitu dijumlahkan dari bagian-bagiannya. Sebagai contoh,
besaran massa dan volume. Jika terdapat seonggok daging dengan massa 1 kg dan
sepotong gula merah 0,5 kg maka secara keseluruhan massa daging dan sepotong
gula merah itu adalah 1,5 kg yang merupakan jumlah dari massa daging dan massa
gula.
Suatu besaran
disebut besaran intensif jika besarnya tidak bergantung pada penambahan subsistem.
Sebagai contoh, besaran massa jenis. Dua potong kayu masing-masing memiliki
massa jenis 0,9 kg/m3. Jika kayu itu disambung, massa jenisnya tidak
berubah, yaitu tetap 0,9 kg/m3. Jadi, massa jenisnya tidak menjadi
dua kali massa jenis masing-masing potongan. Contoh lain adalah tekanan dan
temperatur.
4.
Satuan
Satuan adalah suatu besaran fisika
khusus yang telah didefinisikan dan disepakati untuk dibandingkan dengan
besaran lain dari jenis yang sama dalam berbagai pengukuran. Besaran pokok maupun besaran turunan dapat
diukur baik dengan menggunakan satuan yang telah baku maupun satuan yang belum
baku. Satuan
baku adalah satuan yang telah
disepakati secara internasional. Satuan tidak baku adalah satuan yang dipakai oleh suatu negara atau kelompok tertentu saja. Satuan baku biasa disebut Satuan Internasional
(SI).
a.
Satuan Sistem
Internasional (SI)
Pada konferensi umum tentang berat dan
pengukuran ke-14 tahun 1971 ditetapkan satuan standar untuk besaran-besaran
pokok. Satuan tersebut dikenal dengan satuan SI (Sistem Internasional). Tabel
4.1 memuat daftar besaran pokok beserta satuannya dalam SI.
Tabel 1.3 Satuan SI untuk tujuh besaran pokok
No
|
Besaran Pokok
|
Satuan
|
Singkatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Panjang
Massa
Waktu
Kuat
Arus listrik
Suhu
Intensitas
cahaya
Jumlah
zat
|
meter
kilogram
detik
(sekon)
ampere
kelvin
candela
mol
|
m
kg
s
A
K
cd
mol
|
b.
Nilai Satuan
Standar
Satuan standar untuk masing-masing besaran
pokok adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4 Nilai standar untuk
besaran-besaran pokok
Satuan pokok
|
Nilai yang ditetapkan
|
|
Meter
Kilogram
|
Satu meter sama dengan jarak
yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa dalam selang waktu
![]()
Satu kilogram adalah massa silinder campuran (alloy) platina-iridium yang mempunyai
diameter dan tinggi yang sama, sebesar 39 mm yang disimpan di Lembaga berat
dan Pengukuran di Kota Sèvres, Prancis
|
|
Sekon
Ampere
Kelvin
Candela
Mol
|
Satu sekon adalah waktu 9.192.631.770 kali periode gelombang
elektromagnetik (radiasi) yang dipancarkan karena transisi antara dua arah
hiperhalus pada keadaan dasar atom cesium-133.
Satu ampere adalah besar kuat arus yang jika
dialirkan pada masing-masing kawat dari dua kawat sejajar berdiameter amat
kecil yang panjangnya tak berhingga dan terpisah oleh jarak 1 meter dalam
ruang hampa, akan menimbulkan gaya sebesar
![]()
Suhu titik tripel air (suhu
di mana terjadi keseimbangan antara fasa cair, uap, dan gas dari air)
didefinisikan memiliki nilai 273, 16 kelvin.
Satu kandela didefinisikan sebagai intensitas
cahaya monokromatik atau radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu
sumber pada frekuensi tertentu (540 terahertz atau
![]() ![]() ![]()
Satu mol adalah jumlah zat
yang mengandung unsur elementer zat tersebut dalam jumlah sebanyak jumlah
atom karbon dalam 0,012 kg karbon-12 atau sebanyak
![]() |
|
a.
Satuan SI untuk
Besaran Turunan
Seperti
telah disebutkan sebelumnya, besaran turunanmerupakan kombinasi dari
besaran-besaran pokok. Akibatnya, satuan besaran turunan merupakan kombinasi
dari satuan besaran-besaran pokok yang menyusun besaran turunan tersebut.
b.
Awalan Satuan
Terkadang
cukup merepotkan bila menulis panjang suatu benda 0,000001 meter atau diameter
atom 0,0000000000005 meter. Untuk memudahkan penulisan nilai besaran-besaran
fisika maka diperkenalkan awalan untuk nilai satuan tersebut. Awalan-awalan
yang sudah dibakukan dalam fisika tampak pada Tabel 1.5 berikut.
Tabel 1.5 Awalan-awalan yang
dibakukan dalam fisika
Awalan
|
Faktor pengali
|
Simbol
|
Awalan
|
Faktor pengali
|
Simbol
|
|
yotta-
zetta-
eksa-
peta-
tera-
giga-
mega-
kilo-
hekto-
deka-
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Y
Z
E
P
T
G
M
k
h
da
|
yokto-
zepto-
atto-
femto-
piko-
angstrom
nano-
mikro-
mili-
centi-
desi-
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
y
z
a
f
p
Å
n
![]()
m
c
d
|
c.
Satuan tidak
standar dan konversi satuan
Televisi di rumah berukuran 14 inci. Truk itu mengangkut 500 ton
beras. Inci dan ton merupakan contoh satuan tidak standar masing-masing untuk
besaran panjang dan besaran massa. Satuan tidak standar seperti ini perlu
dikonversi ke satuan standar sehingga satuannya konsisten.
Konversi satuan dilakukan dengan menyisipkan faktor konversi yang
cocok yang membuat satuan lain ditiadakan, kecuali satuan yang kita kehendaki.
Faktor konversi merupakan perbandingan dua satuan besaran sehingga sama dengan
satu. Berikut ini beberapa contoh konversi satuan untuk besaran panjang, massa,
dan waktu:
Panjang
1 inci = 2,54 cm
1 sentimeter (cm) =
0,394 inci
1 meter (m) = 3,28 ft
1 kilometer (km) = 0,621
mil
1 yard (yd) = 3 ft
1 angstrom (Å) =10-10 m
1 tahun cahaya (ly) =
9,46 x 1015 m
1 parsec = 3,09 x 1016 m
1 fermi = 10-15 m
Massa
1 satuan massa atom
(sma) = 1,6605 x 10-27 kg
1 kilogram (kg) = 103
g = 2,205 lb
1 slug = 14,59 kg
1 ton = 1.000 kg
Waktu
1 menit = 60 s
1 jam = 3.600 s
1 hari = 8,64 x 104 s
1 tahun = 3,1536 x 107 s
5.
Analisis Dimensi
Dimensi
menyatakan tipe suatu besaran tanpa memperhatikan
satuan maupun nilainya. Contoh; 10 m, 0,2 mm, 15 km, dan 10 tahun
cahaya. Semuanya ini memiliki dimensi yang sma, yaitu panjang, meskipun
memiliki nilai dan satuan yang berbeda-beda. Angka numerik biasa seperti 5, 10,
10000 dikatakan tidak memiliki dimensi. Operasi-operasi persamaan dalam fisika
harus memenuhi syarat keseimbangan nilai dan kesamaan dimensi. Perhatikan dua
persamaan berikut:
8 kg
+ 2 kg = 10 m
5 m +
10 m = 12 m
Operasi
persamaan pertama memiliki keseimbangan nilai, yaitu penjumlahan 8 dan 2 di
ruas kiri persis sama dengan nilai di ruas kanan, namun dimensinya berbeda.
Sementara operasi persamaan kedua memiliki kesamaan dimensi dan satuan, namun
tidak memenuhi keseimbangan nilai. Penjumlahan 5 dan 10 di ruas kiri tidak sama
dengan nilai di ruas kanan. Dengan demikian, kedua operasi persamaan di atas
tidak dibenarkan dalam fisika. Berikut ini Tabel 1.6
berisi dimensi beberapa besaran fisika.
Tabel
1.6 Lambang Dimensi Besaran Pokok
No
|
Besaran Pokok
|
Lambang
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Panjang
Massa
Waktu
Kuat
Arus listrik
Suhu
Intensitas
cahaya
Jumlah
zat
|
L
M
T
I
![]()
J
N
|
Dimensi suatu besaran dinyatakan dengan tanda kurung
siku. Contohnya [a] menyatakan
dimensi besaran fisika a. Contoh
dimensi dari beberapa besaran pada Tabel
1.7.
Tabel
1.7 Contoh Dimensi beberapa Besaran Turunan
No
|
Besaran Turunan
|
Kombinasi Besaran Pokok
|
Singkatan
|
Dimensi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Luas
Volum
Gaya
Usaha
Tekanan
Massa jenis
Kecepatan
Daya
Impuls
Momentum
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
m2
m3
N (kg.m.s-2)
J (kg.m2.s-2)
Pa (kg.m-1.s-2)
kg.m-3
m.s-1
W (kg.m2s-3)
Ns-1
(kg.m.s-3)
Ns (kg.m.s-1)
|
[L]2
[L]3
[M] [L] [T]-2
[M] [L]2 [T]-2
[M] [L]-1 [T]-2
[M] [L]-3
[L] [T]-1
[M] [L]2 [T]-3
[M] [L] [T]-3
[M] [L] [T]-1
|
Manfaat dimensi dalam fisika
Ada tiga manfaat dimensi dalam fisika:
1.
Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak. Dua
besaran fisis hanya setara jika keduanya memiliki dimensi yang sama dan
keduanya termasuk besaran skalar atau keduanya termasuk besaran vektor.
Contoh:
Buktikan bahwa usaha dan energi adalah dua
besaran skalar yang setara.
Jawab:
Usaha =
= kg.m2.s-2 = [M] [L]2
[T]-2

Energi kinetik = Ek
=
= [M] ([L][T]-1)2 = [M]
[L]2 [T]-2

Karena usaha dan energi memiliki dimensi yang sama, yaitu
[M] [L]2 [T]-2, dan keduanya termasuk besaran skalar maka
keduanya adalah besaran yang setara.
2. Dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar.
Contoh:
Selidiki
dengan analisis dimensi apakah persamaan-persamaan berikut salah atau mungkin benar?
a) 

b) 

Jawab:
a) Panjang gelombang
termasuk besaran panjang
(dimensi = [L]), kecepatan v memiliki dimensi [L] [T]-1
dan periode T memiliki
dimensi [T]. Mari kita selidiki dimensi dari kedua ruas
persamaan:




Karena kedua
ruas dimensinya tidak sama, maka persamaan
adalah pasti salah.

b)
Kecepatan v dan v0 memiliki dimensi [L] [T]-1, percepatan a memiliki dimensi [L] [T]-2,
dan perpindahan s memiliki dimensi
[L]. mari kita selidiki dimensi dari kedua ruas persamaan:

([L] [T]-1)2
([L] [T]-1)2
+ ([L] [T]-2) ([L]) (2
tak berdimensi)

[L]2
[T]-2 = [L]2 [T]-2 + [L]2 [T]-2
Karena kedua ruas memiliki dimensi yang sama, maka
persamaan
mungkin benar.

3. Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran
fisis tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
Contoh:
Getaran dari suatu bandul sederhana. Kita anggap bahwa
periode bandul T memiliki
kesebandingan dengan besaran-besaran berikut: massa beban bandul m, panjang bandul l, dan percepatan gravitasi g.
tentukan persamaan period (T) sebuah
bandul sderhana.
Jawab:
Dimensi periode T
dalah [T], dimensi massa m adalah
[M], dimensi panjang bandul l adalah
[L], dan dimensi percepatan gravitasi g
adalah [L] [T]-2
Kita
dapat menuliskan persamaan periode bandul sederhana sebagai berikut:

[T] = [M]x
[L]y ([L] [T]-2)z (k tak berdimensi)
Ruas kiri [T] dapat kita tulis sebagai [M]0
[L]0 [T]1 sehingga
[M]0 [L]0 [T]1 = [M]x [L]y+z [T]-2z
Dengan menyamakan pangkat dari [M], [L] dan [T] di kedua
ruas kita peroleh:
Pangkat [M]
: 

Pangkat [T] : 

Pangkat
[L] :

Dengan
memasukkan nilai-nilai x, y, z ke
dalam persamaan (*), akan kita peroleh persamaan periode bandul sederhana;



C.
Metode
Pembelajaran
Model
pembelajaran : Diskusi
Strategi :
Beach Ball
Pendekatan : Contextual Teaching Learning (CTL)
Metode :
Diskusi, tanya jawab
D.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
|
Komponen
CTL
|
|
Aktivitas
Guru
|
Aktivitas
siswa
|
|
Pendahuluan
(15 menit)
|
||
Tahap I: Menyampaikan tujuan dan mengatur setting
|
||
1.
Guru memberikan motivasi awal
dengan memberikan beberapa pernyataan, yaitu:
§ Panjang meja kayu
§ Waktu yang diperlukan untuk berangkat ke sekolah
§ Kecantikan wanita Asia
§ Massa gula pasir yang dibeli ibu
§ Suhu badan adik ketika sakit
§ Keindahan lukisan pemandangan
§ Kelembutan bulu kucing
§ Kecepatan sopir bus patas di malam hari
§ Banyaknya partikel dalam segenggam pasir
§ Ketampanan pria bule
Dari pernyataan yang dikemukakan guru diharapkan siswa dapat membedakan mana
yang termasuk besaran fisis dan bukan besaran fisis.
|
·
Menyimak pernyataan
yang diberikan guru, menganalisis fenomena yang diberikan, diskusi antara
siswa dan guru serta mengemukakan pendapatnya
·
Mengemukakan perbedaan antara besaran fisis dan bukan besaran fisis.
|
Bertanya, konstruktivis
Konstruktivis
|
2.
Mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan didiskusikan
dengan mereview konsep sebelumnya, yaitu materi besaran dan satuan ketika di
SD.
|
Menyimak penjelasan guru,
menyampaikan pendapatnya.
|
Konstruktivis
|
3.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
|
Menyimak
|
Konstruktivis
|
4.
Guru menyiapkan siswa
berpartisipasi dengan membagi kelas menjadi 8 kelompok yang beranggotakan 2-3
orang yang heterogen, dan menyeting
bangku kelas membentuk huruf U.
|
· Menyimak, mendengarkan penjelasan guru
· Bersiap dalam kelompok masing-masing
|
Konstruktivis, masyarakat belajar
|
Kegiatan
Inti (60 menit)
|
||
Tahap II:
Mengarahkan diskusi
|
||
5.
Guru meminta siswa menyiapkan
materi diskusi dengan mengerjakan LKS 1 secara berkelompok selama 15 menit.
6.
Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar
yang berlaku dalam diskusi yaitu penerapan diskusi Beach ball. Aturan-aturan dasarnya antara lain:
Ø Siswa yang terlebih dahulu mendapatkan bola adalah yang
dipilih guru berdasarkan keaktifannya di awal pembelajaran.
Ø Siswa yang memegang bola berhak melemparkan bola kepada
siapapun kecuali anggota kelompoknya
|
Mengerjakan LKS secara berkelompok.
Menggali informasi mengenai besaran dan satuan dari buku referensi dan
modul.
|
Konstruktivis, masyarakat belajar, Inkuiri,
bertanya
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Komponen
CTL
|
|
Aktivitas
Guru
|
Aktivitas
siswa
|
|
Ø Siswa yang mendapat gilliran memegang bola adalah
bergantian
Ø Siswa yang menyampaikan pendapat dengan tepat dan benar
akan mendapat poin 5 atau 10
Ø Siswa yang menyampaikan pendapat tetapi kurang tepat
akan mendapat poin antara 2-8
Ø Siswa yang tidak menyampaikan pendapat padahal sedang memegang bola, maka nilainya
akan dikurangi 2.
Ø Fokus diskusi yang akan didiskusikan adalah materi besaran
dan satuan.
Ø Pertanyan diskusi berdasarkan physics cards.
|
Menyimak,
mendengarkan penjelasan guru
|
|
Tahap III:
Menyelenggarakan Diskusi
|
||
7.
Guru memonitor interaksi para
siswa
|
Berdiskusi dan Tanya jawab dalam diskusi kelas
|
Konstruktivis, masyarakat belajar, Inkuiri, bertanya
|
8.
Guru mendengarkan pendapat siswa dan menanggapi pendapat siswa dengan
terlebih dahulu meminta pendapat dari siswa lain.
|
Mulai mengacungkan tangan untuk mendapatkan kesempatan
menjawab pertanyaan diskusi, menanggapi pernyataan teman
|
Konstruktivis, masyarakat belajar, inkuiri, bertanya
|
9.
Guru membimbing siswa
menyusun konsep besaran dan satuan.
|
Menyimak,
Menyampaikan pendapat, Memberikan
tanggapan, mengajukan pertanyaan
|
Konstruktivis, Masyarakat belajar, Inkuiri, bertanya
|
Tahap IV: Mengakhiri Diskusi
|
||
10. Guru
menutup diskusi kelas dengan meminta siswa mencatat konsep-konsep yang telah
diperoleh selama pembelajaran serta aplikasi dari materi pembelajaran hari
ini.
|
Menyusun konsep-konsep Menyampaikan pendapat
|
Konstruktivis, inkuiri
|
Penutup (15 menit)
|
||
Tahap V:
Melakukan Tanya Jawab Singkat tentang Proses Diskusi
|
||
11. Guru meminta siswa untuk memberikan evaluasi terhadap
proses diskusi yang telah dilaksanakan
|
Menyimak,
Menyampaikan pendapat, Memberikan
tanggapan, mengajukan pertanyaan
|
Konstruktivis, masyarakat belajar,
Inkuiri, bertanya
|
12. Guru
meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
|
Menyimpulkan hasil pembelajaran
|
Refleksi, konstruktivis,
masyarakat belajar, inkuiri, bertanya
|
13. Guru
meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi
|
Mengerjakan evaluasi secara individu
|
Penilaian sebenarnya
|
E.
Alat/Bahan/Sumber
Belajar
Sumber:
· Modul Fisika SMA kelas X semester 1
· Buku Fisika Esis/Erlangga/Yudhistira
Alat (untuk motivasi awal):
·
Meja 1 buah
·
Kertas 1
buah
·
kopi 1 bungkus
·
foto pemandangan 1 lembar
·
pasir secukupnya
·
gambar kucing 1 lembar
·
Physics
cards
F.
Penilaian
A. Teknik
Penilaian:
·
Tes tertulis
B. Bentuk
Instrumen
·
Tes uraian
C. Contoh
Instrumen
·
Tes Uraian
Terlampir
Sidoarjo, 19 Juli 2011
Kepala
SMA Insan Cendekia Al Muslim Guru Fisika
Sidoarjo
Anna Sulisetiawati S. Pd. Uswatun
Khasanah S. Pd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar